BacaJuga : Bacaan Doa Setelah Sholat Wajib 5 Waktu Beserta Artinya. Dalam doa juga sebenarnya kita memohon agar supaya pekerjaan yang kita lakukan dan kerjakan itu adalah rezeki yang berkah. Sehingga dengan doa itu pun kita akan bisa bekerja dengan baik dan maksimal, sehingga hasilnya pun akan bisa menjadi berkah yang luar biasa. nilaidari skor beban kerja kita lakukan perhitungan rata-rata dari nilai WWL dibagi dengan 15, hasilnya adalah 55,33. Hasil dari rata-rata nilai WWL tersebut menjadi skor akhir dari penentuan interprestasi skor beban kerja. Karena skor menunjukkan lebih dari 50 namun kurang dari 79 maka kategori yang tepat bagi responden ketiga ini adalah memiliki beban kerja mental yang tinggi. Inidia 5 cara untuk menjadi karyawan yang baik dan bisa diandalkan. Yuk lakukan! Menjadi karyawan yang baik itu memang nggak mudah, tapi harus diusahakan. Apakah hasil pekerjaan sesuai dengan standar yang diberikan perusahaan? Jika ada jawaban 'belum', maka sepertinya kita harus bekerja lebih keras lagi. Kalau jawabannya 'sudah Jikakedua aspek tersebut terkelola dengan baik, maka ketahanan kerja dan keajegan kerja bisa disiasati. mencecek atua mengoreksi hasil kerja kita. Kita harus benar-benar membandingkan dengan standar. Bila perlu, hasil kerja kita bisa melampaui standar secara kualitas. Demikian strategi untuk membuat kinerja optimal, yaitu dengan mengatur . Latihan Soal Online - Latihan Soal SD - Latihan Soal SMP - Latihan Soal SMA Kategori Semua Soal ★ SD Kelas 3 / Ujian Semester 2 UAS / UKK Ilmu Pengetahuan Sosial IPS SD / MI Kelas 3Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik maka kita harus …. a. Bekerja dengan malas b. Bekerja tergantung upah c. Bekerja menunggu diawasi d. Bekerja dengan semangatPilih jawaban kamu A B C D E Kamu menjawab e duh, jawaban kamu salah Latihan Soal SD Kelas 1Latihan Soal SD Kelas 2Latihan Soal SD Kelas 3Latihan Soal SD Kelas 4Latihan Soal SD Kelas 5Latihan Soal SD Kelas 6Latihan Soal SMP Kelas 7Latihan Soal SMP Kelas 8Latihan Soal SMP Kelas 9Latihan Soal SMA Kelas 10Latihan Soal SMA Kelas 11Latihan Soal SMA Kelas 12Preview soal lainnya Kuis Bahasa Indonesia SD Kelas 6 › Lihat soalPerhatikan petunjuk formulir berikut!1. Isilah formulir menggunakan nama lengkap! 2. Isilah formulir menggunakan huruf kapital! 3. Tulislah alamat rumah secara lengkap dengan mencantumkan kode pos! 4. Tulislah tujuan mengikuti pameran! 5. Tanda tangan disertai dengan nama lengkap!Kegiatan yang akan diikuti oleh seorang peserta berdasarkan petunjuk pengisian formulir di atas, adalah ….A. perlombaanB. pameranC. seminarD. lokakarya Bahasa Jerman › Lihat soalIn der Klasse steht ……… schrankA. dasB. dieC. eineD. ein Materi Latihan Soal LainnyaFikih MTs Kelas 8Antropologi SMA Kelas 10 KD 1Seni Budaya Tema 6 Subtema 2 SD Kelas 4Budi Pekerti - PPKn SD Kelas 4Tema 7 Subtema 2 SD Kelas 1PPKn SD Kelas 2PH IPS SMP Kelas 7Kuis Pemanfaatan SDA - IPA SD Kelas 4PAS Bahasa Jawa SMP Kelas 9Ide Pokok - Bahasa Indonesia SD Kelas 3Cara Menggunakan Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang tersedia. Tentang Soal Online adalah website yang berisi tentang latihan soal mulai dari soal SD / MI Sederajat, SMP / MTs sederajat, SMA / MA Sederajat hingga umum. Website ini hadir dalam rangka ikut berpartisipasi dalam misi mencerdaskan manusia Indonesia. Memiliki karyawan yang produktif dan termotivasi dengan baik pasti merupakan impian semua perusahaan. Karyawan yang memiliki motivasi kerja tinggi dapat membantu meningkatkan produktivitas perusahaan dengan semaksimal mungkin. Hal ini dapat membawa nilai-nilai positif untuk perusahaan serta karyawan itu sendiri, dan meningkatkan loyalitas karyawan untuk tetap betah’ bekerja di perusahaan. Namun pertanyaannya, apa yang paling mungkin memotivasi karyawan Anda dari hari ke hari? Apakah dengan terus meningkatkan gaji? Bonus? Atau kegiatan outing yang sesekali dilakukan perusahaan? Meskipun beberapa hal tersebut dapat memotivasi karyawan, Anda perlu terus mengembangkan cara untuk meningkatkan motivasi karyawan ketika bekerja di perusahaan Anda. Terkadang, karyawan termotivasi karena diberikan kebebasan berkreasi atau kesempatan berkembang secara individu maupun tim. Dengan memberikan kepercayaan tersebut, karyawan Anda akan merasa memegang tanggung jawab yang cukup besar, yang kemudian akan mendorong produktivitasnya dalam bekerja. Sederhana saja karyawan yang termotivasi akan melaksanakan tanggung jawab pekerjaannya dengan lebih baik. Sebagian besar karyawan hanya termotivasi selama enam bulan pertama, antusiasme dan kegembiraan awal mereka tersebut akan perlahan memudar di bulan-bulan berikutnya. Jadi, bagaimana Anda akan menciptakan lingkungan kerja yang menjaga antusiasme karyawan setiap hari untuk jangka panjang? Baca Juga Pentingnya Mengetahui Work Values yang Dimiliki Kandidat saat Proses Rekrutmen Seperti ikan yang membutuhkan air untuk hidup dan berkembang, karyawan di perusahaan Anda akan menjadi lebih produktif jika Anda dapat menyediakan fasilitas dan lingkungan yang tepat dan mampu memotivasi mereka. Dengan karyawan yang termotivasi, mereka akan berkontribusi secara maksimal untuk perusahaan. Tanpa disadari, menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan memotivasi sangat erat hubungannya dengan employee experience yang nantinya akan berpengaruh terhadap employer brand Anda. Karyawan yang merasa senang bekerja di suatu perusahaan akan memberikan penilaian positif terhadap perusahaan tersebut dan membagikannya ke orang lain. Dengan mendapatkan penilaian positif dari internal, hal itu tentu saja akan meningkatkan juga penilaian masyarakat dan kandidat-kandidat potensial mengenai perusahaan Anda. Maka dari itu, sangat penting untuk Anda ketahui bagaimana strategi yang tepat dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat di perusahaan Anda. Berikut ini adalah beberapa tips untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan dapat memotivasi karyawan di perusahaan Anda 1. Cari tahu work values yang dapat memotivasi karyawan Anda Hal yang terpenting sebelum Anda mulai menjalankan strategi untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif adalah mengetahui apa yang memotivasi karyawan dalam bekerja. Mulailah untuk mencari tahu nilai yang dianggap penting oleh karyawan dalam bekerja, bagaimana kesan dan pesan karyawan selama bekerja di perusahaan Anda, dan bagaimana perusahaan Anda memberikan treatment untuk mereka. Apakah karyawan Anda sudah merasa menjadi bagian dari perusahaan Anda? Karyawan paling merasa menjadi bagian dari perusahaan ketika nilai-nilai yang diyakininya beresonansi dengan nilai-nilai perusahaan. Telah dibuktikan bahwa ketika karyawan tidak merasa menjadi bagian dari perusahaan, pekerjaan mereka akan terganggu, dan gagasan untuk bekerja menuju tujuan bersama tidak akan memotivasi mereka untuk melakukan pekerjaan dengan maksimal. Jika karyawan merasa terisolasi di dalam organisasi atau tim, tanpa tahu bagaimana pekerjaan mereka akan memberikan kontribusi pada keseluruhan tujuan bisnis perusahaan, dapat dipastikan mereka akan menjadi karyawan yang hanya datang untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tidak memikirkan hasil yang terbaik dari pekerjaan yang dilakukan. Work values yang diyakini adalah apa yang menjadi motivasi karyawan dalam bekerja, yang berjalan beriringan dengan pencapaian tujuan perusahaan sebagai sebuah organisasi. Komunikasikanlah kepada tim Anda mengenai tujuan dari tim Anda, dan pentingnya pekerjaan individu yang mereka lakukan sebagai elemen fundamental untuk mencapai tujuan tersebut. Buatlah karyawan Anda merasa menjadi bagian dari tim sehingga kenyamanan saat bekerja akan terbentuk dengan baik. Ketika karyawan sudah merasa nyaman dan dibutuhkan oleh perusahaan, motivasi akan tercipta dan produktivitas pun menjadi meningkat. Baca Juga Apa Fungsi Tes Kepribadian dalam Tes Seleksi Kerja? Perlu Anda ingat bahwa tidak semua karyawan memiliki motivasi bekerja yang sama. Akan tetapi, semua karyawan akan bekerja karena adanya kebutuhan atau kepentingan dari pekerjaan yang mereka lakukan, yang diperlihatkan dalam work values yang mereka yakini. Work values yang diperlihatkan perusahaan pun tentunya akan berdampak pada semangat dan motivasi karyawan Anda. Mempelajari apa yang menjadi work values karyawan dan menyesuaikannya dengan apa yang perusahaan Anda yakini dalam mencapai tujuannya akan membantu Anda mengetahui langkah apa yang harus dilakukan saat membangun motivasi di tempat kerja. 2. Tetapkan goals yang realistik Goals atau tujuan adalah sebuah hasil terbaik yang diharapkan tim dan organisasi untuk dicapai dengan sukses dalam waktu yang telah ditentukan. Menetapkan tujuan bisnis bagi tim dan individu akan mendorong karyawan untuk bekerja dengan lebih maksimal sesuai dengan target yang ditentukan, karena setiap tujuan yang tercapai akan membawa keuntungan bagi perusahaan. Meskipun Anda telah menerapkan daftar tujuan yang ingin dicapai, karyawan belum benar-benar termotivasi jika Anda tidak menetapkan waktu untuk mencapai tujuan tersebut. Ketika Anda hanya memberikan target tanpa memberi batas waktu untuk mengerjakannya, karyawan akan berpikir bahwa target tersebut bisa diselesaikan sesuka hatinya saja. Namun berbeda ketika karyawan tahu kapan tepatnya deadline yang harus dipenuhi, mereka akan termotivasi untuk memenuhi target dalam tenggat waktu yang telah ditentukan. Selain target dan waktu, membangun lingkungan kerja yang memotivasi juga dapat dilakukan dengan memberikan arahan yang jelas sehingga karyawan mengetahui apa yang diharapkan dari mereka. Seiring dengan arahan yang jelas, karyawan akan menyelesaikan pekerjaan mereka dengan maksimal sesuai dengan goals perusahaan. 3. Beri kesempatan kepada karyawan untuk mengambil keputusan Bertanggung jawab akan setiap pekerjaan yang ada memang merupakan tugas atasan, namun bukan berarti Anda harus melakukan segalanya sendirian tanpa mengajak anggota tim Anda untuk ikut berdiskusi dalam setiap pengambilan keputusan di kantor. Dengan mendelegasikan beberapa tanggung jawab dan kepercayaan sepenuhnya kepada karyawan akan menjadi salah satu cara yang baik untuk membuat mereka merasa termotivasi dalam mengerjakan pekerjaan. Karyawan yang dipercaya untuk mengambil keputusan dan memegang tanggung jawab akan merasa lebih terhubung dengan bisnis dan perusahaan. Jika Anda ingin perusahaan terus berkembang, Anda harus mulai memberikan kesempatan kepada karyawan Anda untuk berkembang juga, baik secara individu maupun di dalam kelompok. Tanpa disadari, komunikasi merupakan elemen yang sangat penting di lingkungan kerja. Dengan saling mempercayai satu sama lain, lingkungan kerja pun akan menjadi sehat dan produktif. Membebaskan karyawan Anda dapat menjadi cara yang baik untuk mendapatkan umpan balik yang produktif tentang bagaimana bisnis Anda dijalankan. Tunjukkan bahwa Anda mempercayai karyawan Anda untuk membuat keputusan yang tepat untuk kesejahteraan perusahaan secara keseluruhan. Sampai taraf tertentu, biarkan karyawan menjadi kreatif dalam tugas pekerjaan mereka. 4. Sediakan sarana untuk karyawan belajar Anda dapat memberikan pelatihan termasuk orientasi karyawan baru, pengembangan manajemen, time management, dan lain-lain. Melatih karyawan tidak hanya penting bagi mereka untuk dapat mengerti dan dapat mengaplikasikannya dalam pekerjaan yang dilakukan, tetapi juga mampu memberikan semangat kepada karyawan untuk lebih termotivasi dalam bekerja. Jika Anda tidak sepenuhnya memahami tujuan proyek yang sedang Anda kerjakan, atau perangkat lunak yang harus Anda gunakan, hal seperti ini dapat membuat frustasi dan akhirnya menimbulkan perasaan yang tidak enak selama bekerja. Maka dari itu pelatihan karyawan akan menjadi nilai tambah bagi perusahaan Anda untuk menciptakan lingkungan kerja yang memotivasi. Baca Juga Jenis-Jenis Tes Kepribadian yang Biasa Digunakan dalam Tes Seleksi Kerja Di zaman sekarang, kandidat potensial yang mendominasi pasar kerja tidak hanya mengharapkan untuk bekerja di perusahaan yang memberi upah sesuai dengan kebutuhannya, tetapi juga mencari perusahaan yang dapat membantunya untuk dapat berkembang dan mendapatkan ilmu serta pengalaman yang banyak. Selain dapat meningkatkan lingkungan kerja yang produktif dan memotivasi, training juga dapat meningkatkan value dari karyawan Anda sehingga produktivitas perusahaan dapat meningkat juga. 5. Selalu memberikan apresiasi untuk meningkatkan self-esteem Jangan lupa untuk selalu memberikan apresiasi kepada karyawan Anda sebagai rasa terima kasih atas pekerjaan yang telah diselesaikan. Apresiasi sesingkat "kerja bagus" memang terdengar sederhana, namun hal sederhana ini dapat meningkatkan motivasi karyawan untuk bekerja lebih baik lagi kedepannya. Selain dapat meningkatkan motivasi, apresiasi dari atasan biasanya akan meningkatkan self-esteem atau kepercayaan diri karyawan untuk mengembangkan ide-ide yang dia punya. Karyawan yang merasai tidak dihargai saat bekerja akan memiliki tingkat motivasi yang rendah hingga mengabaikan pekerjaan mereka. Tidak adanya motivasi dalam bekerja akan terlihat dari hasil kerja yang kurang baik dan maksimal. Hal seperti ini tentu saja akan menghambat tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, karena dari sisi internal mengalami masalah kehilangan motivasi. Manusia adalah makhluk sosial dan membutuhkan juga motivasi dari manusia lain. Seseorang yang memiliki harga diri tinggi lebih cenderung untuk terus memperbaiki lingkungan kerja. Mereka bersedia mengambil risiko yang cerdas karena mereka memiliki kepercayaan pada ide dan kompetensi mereka untuk menghadapi tantangan baru sambil bekerja dengan baik. Dengan memberikan apresiasi, akan banyak hal positif yang didapatkan bagi tim Anda dan perusahaan. Pendiri WalMart, Sam Walton mengatakan, "Hargai semua yang dilakukan rekan Anda. Tidak ada hal lain yang dapat menggantikan beberapa kata pujian yang dipilih dengan baik, tepat waktu, dan tulus. Mereka benar-benar gratis dan berharga mahal." Setiap perusahaan pasti ingin memiliki lingkungan kerja yang produktif dan dapat memotivasi setiap karyawan sehingga karyawan akan merasa nyaman bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan bersama-sama. Motivasi karyawan juga merupakan aspek yang sangat diperlukan untuk kesuksesan dan produktivitas perusahaan, maka tidak ada alasan untuk mengabaikannya. Lakukan evaluasi untuk mengukur tingkat kenyamanan dan motivasi karyawan secara teratur, sehingga Anda dapat mengetahui apa yang harus ditingkatkan dan dipertahankan di perusahaan Anda. Selain itu, Anda juga dapat mengenali work values yang juga penting dengan Talentics Work Values Test. Asesmen online Talentics dapat membantu Anda dalam mengenali tiga values dominan dari dua belas values yang dianut individu dalam bekerja. Temukan work values kandidat dengan mudah dan cepat dengan uji coba gratis sekarang. Article Editor Nadia Fernanda Images by Shutterstock Manajemen kinerja adalah suatu proses atau gaya manajemen yang dirancang untuk mendorong, meningkatkan dan mengembangkan kinerja menjadi lebih baik dengan cara menciptakan visi dan kerangka tujuan, komunikasi yang berkesinambungan, menetapkan standar dan persyaratan yang disepakati dan menciptakan pendekatan strategis secara terpadu. Manajemen kinerja merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan kinerja, pemantauan atau peninjauan kinerja, penilaian kinerja dan tindak lanjut berupa pemberian penghargaan dan hukuman. Rangkaian kegiatan tersebut haruslah dijalankan secara berkelanjutan. Manajemen kinerja adalah pendekatan strategis dan terpadu untuk menyampaikan sukses berkelanjutan pada organisasi dengan memperbaiki kinerja yang bekerja di dalamnya dan dengan mengembangkan kemampuan tim dan kontributor individu. Manajemen kinerja merupakan dasar dan kekuatan pendiri yang berada di belakang semua keputusan organisasi, usaha kerja dan alokasi sumberdaya. Berikut definisi dan pengertian manajemen kinerja dari beberapa sumber buku Menurut Suharsaputra 2010, manajemen kinerja adalah suatu proses yang dapat mendorong pada pengembangan dan peningkatan kinerja ke arah yang lebih baik dan berkualitas, melalui komunikasi yang berkesinambungan antara pimpinan dengan pegawai sejalan dengan apa yang diharapkan oleh organisasi. Menurut Wibowo 2012, manajemen kinerja adalah gaya manajemen dalam mengelola sumber daya yang berorientasi pada kinerja yang melakukan proses komunikasi secara terbuka dan berkelanjutan dengan menciptakan visi bersama dan pendekatan strategis secara terpadu sebagai kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Bintaro dan Daryanto 2017, manajemen kinerja adalah suatu proses manajemen yang dirancang untuk menghubungkan tujuan organisasi dengan tujuan individu sedemikian rupa, sehingga baik tujuan individu maupun tujuan perusahaan dapat bertemu. Menurut Amstrong 2010, manajemen kinerja merupakan sarana untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi, tim dan individu dengan cara memahami dan mengelola kinerja dalam suatu kerangka tujuan, standar dan persyaratan-persyaratan atribut yang disepakati. Tujuan dan Manfaat Manajemen Kinerja Manajemen kinerja bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi, tim dan individu dalam suatu keterkaitan, agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya dalam kurun waktu tertentu. Menurut Bintaro dan Daryanto 2017, tujuan manajemen kinerja adalah sebagai berikut Tujuan strategik. Mengaitkan kegiatan pegawai dengan tujuan organisasi. Pelaksanaan strategi tersebut perlu mendefinisikan hasil yang akan dicapai, perilaku, karakteristik pegawai yang dibutuhkan untuk melaksanakan strategi, mengembangkan pengukuran dan sistem feedback terhadap kinerja pegawai. Tujuan Administratif. Menggunakan informasi manajemen kinerja khususnya evaluasi kinerja untuk kepentingan keputusan administratif, penggajian, promosi, pemberhentian pegawai dan lain-lain. Tujuan pengembangan. Dapat mengembangkan kapasitas pegawai yang berhasil dibidang kerjanya, pemberian training bagi yang berkinerja yang tidak baik, atau penempatan yang lebih cocok. Tujuan khusus manajemen kinerja. Memperoleh peningkatan kinerja sustainable, meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan, memungkinkan individu untuk mengembangkan kemampuan, meningkatkan kepuasan kerja dan mencapai potensi pribadi yang bermanfaat bagi individu dan organisasi. Manajemen kinerja bermanfaat untuk memacu peningkatan hasil kerja melalui penyelarasan tujuan, ukuran, dan berbagi informasi kinerja organisasi, tim, dan individu. Manajemen kinerja dapat dijadikan landasan bagi promosi, mutasi dan evaluasi, sekaligus penentuan kompensasi dan penyusunan program pelatihan. Manajemen kinerja juga dapat dijadikan umpan balik untuk pengembangan karier dan pengembangan pribadi SDM. Manfaat manajemen kinerja antara lain adalah sebagai berikut Menerjemahkan visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil yang jelas dan dapat diukur yang menentukan keberhasilan dan dipahami bersama oleh tiap orang dalam organisasi dan pelanggan dan stakeholder. Menyediakan alat untuk menilai, mengelola dan meningkatkan kesehatan dan keberhasilan keseluruhan organisasi. Melanjutkan pergeseran dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada manajemen. Menyediakan sebuah sistem manajemen kinerja yang mendalam dan dapat diduga hasilnya dengan memasukkan ukuran-ukuran kualitas, biaya, ketepatan waktu, layanan pelanggan serta kepuasan, motivasi dan keahlian pegawai. Mengganti sistem penilaian kinerja yang ada dengan sebuah pendekatan yang sesuai dengan manajemen kinerja. Manajemen kinerja sangat bermanfaat bagi pihak atasan, bawahan dan organisasi. Bagi atasan, manajemen kinerja mempermudah penyelesaian pekerjaan bawahan sehingga atasan tidak perlu lagi repot mengarahkan dalam kegiatan sehari-hari karena bawahan sudah tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dicapai serta mengantisipasi kemungkinan hambatan yang muncul. Bagi bawahan, manajemen kinerja membuka kesempatan diskusi dan dialog dengan atasan berkaitan dengan kemajuan pekerjaannya. Adanya diskusi dan dialog memberikan umpan balik untuk memperbaiki kinerja sekaligus meningkatkan keahliannya dalam menyelesaikan pekerjaan. Syarat Manajemen Kinerja Manajemen kinerja dapat diterapkan dalam suatu organisasi dengan prasyarat dasar yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut a. Indikator kinerja key performance indicator Indikator kinerja harus terukur secara kuantitatif dan jelas batas waktunya. Ukuran ini harus dapat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi oleh organisasi tersebut. Semua harus terukur secara kuantitatif dan dapat dimengerti oleh berbagai pihak yang terkait, sehingga bila nanti dievaluasi dapat diketahui apakah kinerja sudah dapat mencapai target atau belum. Organisasi yang tidak memiliki indikator kinerja biasanya tidak bisa diharapkan untuk mampu mencapai kinerja yang memuaskan pihak yang berkepentingan stakeholders. 2. Kontrak kinerja performance contract Semua ukuran kinerja biasanya dituangkan dalam suatu bentuk kesepakatan antara atasan dan bawahan yang sering disebut sebagai suatu kontrak kinerja performance contract. Dengan adanya kontrak kinerja, maka atasan bisa menilai apakah si bawahan sudah mencapai kinerja yang diinginkan atau belum. Kontrak kinerja ini berisikan suatu kesepakatan antara atasan dan bawahan mengenai indikator kinerja yang ingin dicapai, baik mengenai sasaran pencapaiannya maupun jangka waktu pencapaiannya. c. Siklus manajemen kinerja Terdapat suatu proses siklus manajemen kinerja yang baku dan dipatuhi untuk dikerjakan bersama, yaitu Perencanaan kinerja, berupa penetapan indikator kinerja lengkap dengan berbagai strategi dan program kerja yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang diinginkan. Pelaksanaan, di mana organisasi bergerak sesuai dengan rencana yang telah dibuat, jika ada perubahan akibat adanya perkembangan baru maka lakukan perubahan tersebut. Evaluasi kinerja, yaitu menganalisis apakah realisasi kinerja sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya. Semuanya ini harus serba kuantitatif. d. Performance appraisal Manajemen kinerja membutuhkan suatu mekanisme performance appraisal atau penilaian kinerja yang relatif obyektif yaitu dengan melibatkan berbagai pihak. Konsep yang sangat terkenal adalah penilaian 360 derajat, di mana penilaian kinerja dilakukan oleh atasan, bawahan, rekan sekerja dan pengguna jasa. Pada prinsipnya manusia itu berpikir secara subjektif, namun dengan berpikir bersama mampu untuk mengubah sikap subjektif itu menjadi mendekati obyektif, atau berpikir bersama jauh lebih obyektif daripada berpikir sendiri-sendiri. e. Reward and punishment Manajemen kinerja harus memiliki suatu sistem reward and punishment yang bersifat konstruktif dan konsisten dijalankan. Konsep reward ini tidak selalu harus bersifat finansial, tetapi bisa juga berupa bentuk lain seperti promosi, kesempatan pendidikan dan lain-lain. Reward and punishment diberikan setelah melihat hasil realisasi kinerja, apakah sesuai dengan indikator kinerja yang telah direncanakan atau belum. Tentu saja harus ada suatu performance appraisal atau penilaian kinerja lebih dahulu sebelum reward and punishment. Penerapan punishment ini harus hati-hati, karena dalam banyak hal pembinaan jauh lebih bermanfaat. f. Gaya kepemimpinan leadership style Manajemen kinerja memerlukan suatu gaya kepemimpinan leadership style yang mengarah kepada pembentukan organisasi berkinerja tinggi. Inti dari kepemimpinan seperti ini adalah adanya suatu proses coaching, counseling, dan empowerment kepada para bawahan atau sumber daya manusia di dalam manusia. Suatu aspek lain yang sangat penting dalam gaya kepemimpinan adalah sikap followership atau menjadi pengikut. Pada dasarnya seseorang itu harus memiliki jiwa kepemimpinan, tetapi dalam situasi yang lain dia juga harus memahami bahwa dia merupakan bagian dari sebuah sistem organisasi yang lebih besar yang harus diikuti. g. SDM berbasis kompetensi Dalam menerapkan manajemen kinerja juga membutuhkan konsep manajemen SDM berbasis kompetensi. Umumnya organisasi yang berkinerja tinggi memiliki kamus kompetensi dan menerapkan kompetensi itu tersebut kepada hal-hal yang penting, seperti manajemen kinerja, rekruitmen, seleksi, pendidikan, pengembangan pegawai, dan promosi. Kompetensi ini meliputi kompetensi inti organisasi, kompetensi perilaku, dan kompetensi teknis yang spesifik dalam pekerjaan. Jika kompetensi ini sudah dibakukan dalam organisasi, maka kegiatan manajemen SDM akan menjadi lebih transparan, dan pimpinan organisasi juga dengan mudah mengetahui kompetensi apa saja yang perlu diperbaiki untuk membawa organisasi menjadi berkinerja tinggi. Tahapan Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah aktivitas untuk memastikan bahwa sasaran organisasi telah dicapai secara konsisten dalam cara-cara yang efektif dan efisien. Manajemen kinerja bisa berfokus pada kinerja dari suatu organisasi, departemen, karyawan, atau bahkan proses untuk menghasilkan produk atau layanan dan juga di area yang lain. Menurut Bintaro dan Daryanto 2017, terdapat empat tahapan yang harus dilalui dalam pelaksanaan manajemen kinerja, yaitu Tahap directing/planning. Tahap pertama merupakan tahap identifikasi perilaku kerja dan dasar atau basis pengukuran kinerja. Kemudian dilakukan pengarahan konkret terhadap perilaku kerja dan perencanaan terhadap target yang akan dicapai, kapan dicapai, dan bantuan yang akan dibutuhkan. Penentuan target/goal akan lebih efektif bila mengadopsi metode SMART Spesific, Measureable, Achievable, Realistic, dan Timebound. Tahap managing/supporting. Tahap kedua merupakan penerapan monitoring pada proses organisasi. Tahap ini berfokus pada manage, dukungan, dan pengendalian terhadap jalannya proses agar tetap berada pada jalurnya. Jalur yang dimaksudkan disini adalah kriteria maupun proses kerja yang sesuai dengan prosedur berlaku dalam suatu organisasi. Tahap review/appraising. Tahap ketiga mencakup langkah evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan flashback/review kinerja yang telah dilaksanakan. Setelah itu, kinerja dinilai atau diukur appraising. Tahap ini memerlukan dokumentasi atau record data yang berkaitan dengan obyek yang dievaluasi. Evaluator harus bersifat obyektif dan netral agar didapat hasil evaluasi yang valid. Tahap developing/rewarding. Tahap keempat berfokus pada pengembangan dan penghargaan. Hasil evaluasi menjadi pedoman penentu keputusan terhadap action yang dilakukan selanjutnya. Keputusan dapat berupa langkah perbaikan, pemberian reward/punishment, melanjutkan suatu kegiatan atau prosedur yang telah ada, dan penetapan anggaran. Daftar Pustaka Suharsaputra, Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung Refika. Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja. Jakarta Raja Press. Bintaro dan Daryanto. 2017. Manajemen Penilaian Kinerja Karyawan. Yogyakarta Gava Media. Amstrong, Michael. 2010. Human Resource Management. United States Kogan Page Limited. Apakah Anda termasuk orang yang sering merasa bahwa waktu terasa berlalu begitu cepat sedangkan masih banyak pekerjaan yang belum selesai? Perasaan yang sering Anda rasakan ini bisa muncul karena disebabkan oleh tingkat produktivitas kerja yang tidak optimal. Akibat dari tingkat produktivitas kerja karyawan yang tidak optimal ini membuat Anda tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu dan hasil pekerjaan yang Anda lakukan pun tidak memuaskan. Nah, jika Anda sangat sering mengalami situasi seperti itu, Anda tidak perlu khawatir. Cobalah menerapkan beberapa cara meningkatkan produktivitas kerja berikut ini! 1. Lakukan Perencanaan Kerja Perencanaan yang baik akan memudahkan Anda untuk menentukan langkah-langkah yang strategis dalam mencapai suatu tujuan dan meningkatkan produktivitas karyawan. Dalam perencanaan, ada perkiraan waktu pengerjaan pekerjaan, metode terbaik yang seharusnya digunakan, modal yang dibutuhkan, dan target yang harus dicapai dalam melakukan pekerjaan. Dengan mengikuti perencanaan yang telah disusun secara matang, Anda bisa mendapatkan hasil yang tidak jauh meleset. Langkah-langkah yang dilakukan biasanya tak terarah jika tidak memiliki perencanaan kerja. Akibatnya, hasil pekerjaan pun belum seoptimal yang diharapkan. 2. Fokus Pada Prioritas Dalam membuat perencanaan kerja karyawan, ada yang disebut dengan skala prioritas. Tiap orang memiliki prioritas yang berbeda-beda tergantung dengan kebutuhannya. Namun, prioritas utama dalam melakukan pekerjaan ditentukan berdasarkan target yang paling penting dan mendesak. Jadikan target-target yang masuk ke dalam kategori tersebut sebagai pekerjaan pertama yang harus Anda lakukan, hal ini dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan secara signifikan. Baca Juga 7 Cara Menghilangkan Suntuk Saat Bekerja di Kantor Ada banyak pekerjaan atau target yang sebenarnya bisa ditunda karena bisa dikerjakan pada saat lain atau ketika tidak mendesak. Anda dapat menempatkan jenis pekerjaan ini pada skala prioritas selanjutnya setelah target utama selesai. Di sini, Anda harus cermat untuk menentukan mana pekerjaan yang menjadi prioritas dan mana yang bukan. 3. Hindari Potensi Gangguan Untuk meningkatkan produktivitas saat mengerjakan suatu pekerjaan sebagai seorang karyawan, pasti ada saja gangguan yang mungkin terjadi. Gangguan bisa disebabkan oleh faktor eksternal, tetapi juga bisa berasal dari faktor internal. Faktor eksternal misalnya situasi yang tidak mendukung untuk bekerja secara optimal. Faktor internal misalnya keinginan untuk melakukan sesuatu di luar tanggung jawab Anda. Anda harus bisa mengidentifikasi jenis gangguan ini agar bisa menentukan langkah-langkah yang tepat untuk mengatasinya. Jika berasal dari luar, Anda bisa menghindarinya dengan berbagai cara. Jika berasal dari dalam, Anda pun harus berlatih untuk tidak mengikutinya. Lakukan tindakan-tindakan preventif agar gangguan tersebut tidak menurunkan produktivitas kerja. 4. Mulai dengan Target Kecil Seringkali, penyebab produktivitas kerja karyawan menurun adalah keinginan untuk mencapai target yang besar dalam waktu yang singkat. Kebanyakan orang, terutama yang belum expert, dapat kesulitan untuk melakukan hal ini. Akhirnya, proses pengerjaan pun mandek karena terjebak pada harapan untuk memperoleh pencapaian besar. Baca Juga Manfaat Penilaian Kinerja dari Sisi Karyawan dan Perusahaan Untuk menghindari hal tersebut dalam proses meningkatkan produktivitas karyawan di lingkungan kerja, langkah yang perlu dilakukan adalah dengan menetapkan target-target kecil. Ketika setiap target berhasil diselesaikan, Anda bisa memberikan reward sederhana kepada diri sendiri, misalnya beristirahat sebentar. Selanjutnya, selesaikan setiap target pada waktu yang telah ditentukan. Ini merupakan cara meningkatkan produktivitas kerja dengan mudah dan efektif. 5. Lakukan Evaluasi Jangan lupa melakukan evaluasi setelah menyelesaikan suatu pekerjaan. Evaluasi berguna untuk mengetahui efektivitas strategi yang dilakukan, mengetahui masalah-masalah yang mungkin terjadi, dan membuat perencanaan yang lebih baik pada periode selanjutnya. Pada masa evaluasi untuk meningkatkan produktivitas karyawan ini, Anda dapat mengubah strategi demi mendapatkan hasil yang lebih optimal. Pembaruan strategi dibuat berdasarkan masukan-masukan dari pekerjaan yang pernah dilakukan sebelumnya. Strategi yang baru diharapkan akan semakin membuat produktivitas kerja melesat. 6. Mengikuti Training untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan Meskipun biaya untuk mengikuti training atau pelatihan tidak murah, namun perusahaan tetap dapat meningkatkan produktivitas karyawan dengan mengadakan pelatihan atau memfasilitasi karyawan untuk mengikuti pelatihan yang diadakan oleh pihak luar. Dengan mengikuti pelatihan, Anda sebagai seorang karyawan akan mendapatkan banyak sekali ilmu baru yang bisa Anda serap dan menerapkan ilmu baru tersebut untuk meningkatkan produktivitas kerja Anda sebagai seorang karyawan. Mungkin sebagian karyawan sudah terbiasa untuk menambah pengalaman dan ilmu baru secara mandiri dan autodidak, namun ada beberapa di antaranya yang justru lebih senang untuk belajar melalui sesi pelatihan yang diadakan oleh perusahaan atau pihak luar untuk meningkatkan produktivitas. Perusahaan pun harus dapat memberikan kesempatan bagi karyawannya untuk mengikuti program pelatihan demi meningkatkan produktivitas karyawan. Jika karyawan berhasil meningkatkan produktivitas kerjanya, jangan lupa untuk memberikan reward seperti voucher Sodexo Gift Pass dengan jaringan merchant yang luas serta beragam pilihan produk dan jasa. Saat ini Sodexo Gift Pass dapat digunakan di lebih dari 560 merchant dan outlet. Baca juga Alasan Kenapa Evaluasi Kinerja Karyawan Itu Penting Jadi itu tadi adalah sejumlah cara yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan produktivitas karyawan agar menghasilkan kinerja yang optimal dalam lingkungan kerja karyawan. Bagaimana, mudah bukan? Selamat mencoba!

untuk mendapatkan hasil yang baik maka kita harus bekerja dengan